Halaman

find here

Rabu, 19 Januari 2011

Laporan Keuangan Bank

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

“Menurut Munawir (2001 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut”.

Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Makalah ini disusun untuk membahas laporan keuangan di lmbaga keuangan terutama Bank, karena setiap perusahaan atau lembaga dapat mengevaluasi semua kegiatan keuangan yang dilakukan dengan melihat dan menganalisis semua kegiatan keuangan yang telah di lakukan.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memahami konsep dari laporan keuangan Bank.

1.2. Rumusan Masalah

· Bank

· Laporan Keuangan

· Laporan Neraca

· Rekening Administratif

· Laporan Laba Rugi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Bank

2.1.1. Pengertian Bank

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.[1]

Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang [2].

Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.[3]

Menurut pasal 1 Undang - Undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan, Bank adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.2. Jenis Bank

Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkan undang-undang, yaitu :

1. Bank umum adalah : Bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dalam usahanya terutama dalam memberikan kredit jangka pendek.

2. Bank Perkreditan Rakya adalah : Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2.1.3. Fungsi Pokok Bank

Bank sebagai lembaga perantara keuangan memberikan jasa - jasa keuangan baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan pihak yang memiliki dana bank - bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara tetap menjalankan kegiatan rutinnya di bidang keuangan.

Fungsi dasar dan bank dapat dilihat dan keterangan berikut. Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut ( Dahlan Siamat 2001 : 88)

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.

4. Menawarkan jasa - jasa keuangan lain.

5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan intemasional

6. Menyediakan pelayanan penyimpanan untuk barang - barang berharga.

7. Menyediakan jasa - jasa pengelolaan dana.

2.2. Laporan Keuangan

2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai “alat penguji” dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007 : 19) laporan keuangan dalam suatu perusahaan sebenarnya merupakan output dari proses atau siklus akuntansi dalam suatu kesatuan akuntansi usaha, dimana proses akuntansi meliputi kegiatan-kegiatan :

· Mengumpulkan bukti-bukti transaksi

· Mencatat transaksi dalam jurnal

· Memposting dalam buku besar dan membuat kertas kerja

· Menyusun laporan keuangan

“Menurut Munawir (2001 : 2), laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut”.

2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 , Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

2.2.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut PSAK (2007) merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:

1) Dapat dipahami.

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.

2) RelevanAgar bermanfaat,

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3) Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.

4) Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.

2.2.4. Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang mempunyai beberapa keterbatasan. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan ini bertujuan agar dalam membaca laporan keuangan tidak menimbulkan salah tafsir.

Menurut Jumingan (2005 : 10) empat keterbatasan laporan keuangan adalah :

1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan intern report, bukan merupakan laporan final karena laba rugi riil/final hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu.

2. Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar lain karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan.

3. Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari waktu ke waktu.

Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang.

2.2.5. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Menurut PSAK (2007) No. 31, laporan keuangan bank terdiri atas:

1) Neraca

Bank menyajikan aktiva dan kewajiban dalam neraca berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya; urutan likuiditas secara garis besar akan sama dengan urutan jatuh temponya. Pos lancar dan tidak lancar tidak disajikan secara terpisah karena sebagian besar aktiva dan kewajiban suatu bank dapat direalisasikan atau diselesaikan dalam waktu dekat.

2) Laporan Laba Rugi

Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya dan disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional dan non operasional

3) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan. Kas dan setara kas terdiri atas kas, giro BI dan giro bank lain.

4) Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

5) Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang perlu penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan.

2.3. Laporan Neraca

Laporan neraca adalah laporan keuangan utama yang diterbitkan pada akhir periode akuntansi yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal tersebut adalah syarat minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu kewajiban perusahaan melaporkan transaksi keuangan bukan berdasarkan kebutuhan.

Disisi lain masih banyak perusahaan yang membutuhkan waktu lama untuk menerbitkan laporan neraca, sehingga setiap saat pimpinan perusahaan melihat laporan posisi keuangan yang dilihatnya adalah informasi yang sudah basi. Sementara pengguna Aplikasi Komputer akuntansi dapat menampilkan laporan neraca kapan saja.

Dalam menyusun neraca pada akuntansi manual terlebih dahulu dibuat jurnal setiap transaksi keuangan. Terus dibuat Neraca saldo dengan menghitung jumlah saldo setiap rekening neraca & laba rugi selama satu periode akuntansi dan hasilnya dimasukkan ke kertas kerja (neraca lajur). Berdasarkan fakta atau hal tertentu di buat ayat penyesuaian sehingga didapat neraca saldo yang disesuaikan. Kolom berikutnya ikhtisar pabrikasi, rugi laba untuk merangkum biaya dan rugi laba kolom terakhir adalah neraca akhir.

2.3.1. Pos pos Neraca

Menurut Jumingan (2005 : 13) unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, utang dan modal sendiri. Pos-pos ini didefinisikan sebagai berikut :

a) Aktiva

Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.

b) Utang

Utang menunjukkan sumber modal yang berasal dari kreditur. Dalam jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib memenuhi tagihan yang berasal dari pihak luar tersebut. Pemenuhan kewajiban ini dapat berupa pembayaran uang, penyerahan barang atau jasa kepada pihak yang telah memberikan pinjaman kepada perusahaan.

c) Modal Sendiri

Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Dalam catatan akuntansi modal sendiri ditentukan dengan mengurangkan modal pinjaman dari jumlah keseluruhan modal yang ditanamkan dalam aktiva.

Tabel Pos pos Neraca Menurut Bank Indonesia

Aktiva

Pasiva

1. Kas

1) Giro

2. Giro Bank Indonesia

2) Call Money

3. Tagihan pada Bank lain

3) Tabungan

a) Giro

4) Deposito berjangka

b) Call Money

5) Kewajiban Lainnya

4. Kredit yang diberikan

6) Surat berharga

5. Surat Berharga dan Tagihan

7) Pinjaman Diterima

6. Penyertaan

a. Bank Indonesia

7. Cadangan Aktiva yang diklasifikasikan

b. Subordinasi

8. Aktiva Tetap

8) Rupa Rupa Pasiva

9. Rupa rupa Aktiva

9) Modal

a. Modal Disetor

b. Agio Saham

c. Cadangan

d. Laba Ditahan

10) Laba /Rugi Tahun Berjalan

2.4.Rekening Administratif

2.4.1. Pengertian Rekening Administrasi

Rekening administratif adalah rekening dalam valuta asing yang dapat menimbulkan tagihan dan atau kewajiban di masa mendatang yang merupakan komitmen dan kontinjensi yang mencakup bank garansi maupun L/C yang dipastikan menjadi kewajiban Bank setelah dikurangi margin deposit, spot, serta transaksi derivatif antara lain transaksi forward, option dan future, maupun produk-produk lain yang sejenis baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk.”

2.4.2. Transaksi Rekening Administrasi

Transaksi Rekening Administrasi adalah komitmen dan kontinjensi ( Of - Balance Sheet ) yang terdiri dari warkat penerbitan jaminan, akseptasi / endosemen, irrevocable Letter of Credit ( L/C ) yang masih berjalan, akseptasi wesel impor atas dasar L/C berjangka, penjualan Surat Berharga dengan syarat repurchase agreement ( repo ) , standby L/C dan garansi lainnya, serta transaksi derivatif yang mempunyai resiko Kredit.

2.4.3. Pos – Pos Rekening Administratif

a. Kewajiban

Kewajiban adalah komitmen yang di berikan oleh bank kepada nasabah dan atau pihak lain.

Kewajiban Komitmen

Kewajiban Komitmen antara lain :

· Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik

· Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik

· Irrevocable L/C yang masih berjalan

· Posisi pembelian valuta asing

Kewajiban Kontinjen

Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

Kewajiban Kontinjen terdiri dari :

1. Garansi yang diberikan

1.1 Penerbitan Jaminan

1.1.1 Bank Garansi

1.1.2 Risk Sharing

1.1.3 Standby L/C

1.1.4 Bid Bonds

1.1.5 Lainnya

1.2 Akseptasi atau endosmen surat berharga

1.3 Lainnya

2. L/C yang revocable dan masih berjalan dalam rangka impor ekspor

3. Penjualan Opsi Valuta Asing

Jumlah Kewajiban Kontinjen

Jumlah Tagihan/Kewajiban Kontinjen Bersih (selisih A dan B)

b. Tagihan

Tagihan Komitmen

Tagihan komitmen antara lain:

· Fasilitas pinjaman yang diterima dari pihak lain yang belum ditarik

Fasilitas ini merupakan fasilitas pinjaman yang diterima bank dari bank atau pihak lain dan belum digunakan pada tanggal laporan.

· Posisi pembelian valuta asing

o Pembelian valuta asing berjangka

Pembelian valuta asing berjangka adalah transaksi berjangka valuta asing (forward/future) yang masih outstanding pada saat tanggal laporan

o Pembelian valuta asing tunai (spot) yang belum diselesaikan

Pembelian valuta asing tunai adalah merupakan komitmen bank yang berupa tagihan karena transaksi valuta asing secara tunai yang masih belum diselesaikan pada saat tanggal laporan.

Tagihan Kontinjen

Tagihan Kontinjensi terdiri dari :

1. Garansi dari bank lain

1.1 Bank Garansi

1.2 Jaminan Risk Sharing

1.3 Jaminan Lainnya

2. Pembelian Opsi Valuta Asing

3. Pendapatan bunga dalam penyelesaian

Jumlah Tagihan Kontinjen

2.5. Laporan Laba Rugi

2.5.1. Pengertian laporan laba rugi

Laporan rugi laba adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun . Penjualan bersih disajikan pada bagian atas dari setiap laporan, yang sesudahnya akan dikurangkan dengan berbagai biaya untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa, yang umumnya cukup dinyatakan sebagai laba bersih saja. Sebuah laporan tentang laba dan deviden per saham disajikan di bagian bawah dari laporan rugi laba. Rugi laba per lembar saham (EPS) yang disebut sebagai “tototal akhir” menunjukkan bahwa di antara seluruh pos yang terdapat di dalam laporan rugi laba, EPS adalah yang paling penting.

Depresiasi dan amortisasi merupakan komponen-komponen yang penting dari total biaya operasional. Depresiasi (depreciation) adalah pembebanan tahunan terhadap laba yang mencerminkan estimasi biaya dolar dari peralatan modal yang digunakan dalam proses produksi. Depresiasi adalah penyusutan pada aktiva berwujud (tangible asset), sedangkan amortisasi (amortization) adalah penyusutan pada aktiva tidak berwujud (intangible).

Bank menyajikan laporan laba rugi dengan mengelompokkan pendapatan dan beban menurut karakteristiknya. Jenis-jenis pendapatan utama dari operasi suatu bank antara lain adalah pendapatan bunga, pendapatan komisi dan provisi serta pendapatan lainnya. Jenis-jenis beban utama dari operasi suatu bank antara lain adalah beban bunga, beban komisi, beban penyisihan kerugian akibat produktif, beban yang terkait dengan penurunan nilai tercatat investasi dan beban administrasi umum.

Untuk membuat laporan laba rugi kita harus mengetahui tentang pengertian laporannya. Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Yang kita dapatkan dalam laporan ini dimana dalam laporan ini menggambarkan mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan rugi-laba dalam suatu periode tertentu.

Laporan laba rugi mempunyai 2 unsur yaitu pendapatan dan beban/biaya.

Penghasilan (Income)

Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan seperti penjualan barang dagang, penghasilan jasa (fee), pendapatan bunga dan lainnya.

Beban (Expanse)

Adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akutansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya nilai aktiva atau kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Contoh yang termasuk dalam kategori beban/biaya adalah harga pokok (penjualan atau produksi/HPP), biaya pemasaran, biaya gaji karyawan, biaya penyusutan dan sejenisnya.

2.5.2. Format atau bentuk laporan laba rugi

Single Step

Yaitu bentuk laporan yang disusun dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi suatu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok lainnya yang terjadi dalam suatu periode. Sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hannya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total penghasilan dengan total biaya. Selisih positif antara kelompok penghasilan dengan biaya disebut dengan istilah penghasilan bersih atau laba, sedangkan jika selisih tsb negative disebut dengan rugi.

Multiple Step

Yaitu bentuk laporan yang disusun secara bertahap penghasilan dan beban disajikan sesuai dengan uturan aktivitas yaitu kegiatan usaha diluar usaha dan luar biasa

Untuk menyajikan pos luar biasa seperti kebakaran, gempa, dan sebagainya perusahaan dapat menganut salah satu dari 2 perlakuan berikut ini:

ALL INCLUSIVE

Pencatatan kerugian dari pos luar biasa tsb dapat disajikan dalam laporan laba rugi, sedangkan dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi net income yang ditransfer dari laporan rugi laba deklarasi (pembayaran dividend), penyisihan dari laba (appropriation of retained earning)

CURRENT OPERATING PERFORMANCE/NON CLEAN SURPLUS CONCEPT

Pecatatan kerugian dari pos luar biasa tidak boleh disajikan dalam laporan laba rugi melainkan disajikan dalam laporan laba ditahan atau laporan perubahan modal maka laporan laba rugi hanya menentukan hasil dari operasi normal periode tersebut.

2.5.3. Fungsi Laporan Laba / Rugi

Berdasarkan Undang - Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 34, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan keuangan berupa neraca dan perhitungan laba / rugi berdasarkan waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Bambang Riyanto pengertian laporan keuangan adalah ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca ( Balance Sheet) mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan laba 1 rugI (Income Statement ) mencerminkan hasil - hasil yang dicapai dalam suatu periode tertentu biasanya meliputi periode 1 tahun.

Adapun pengertian dan neraca (Balance Sheet) adalah suatu gambaran dan laporan keuangan bank yang mengemukakan perbandingan yang seimbang antara harta benda, milik atau kekayaan bank dengan semua kewajiban, utang dan modalnya pada saat tertentu.

Dan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dan susunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang berguna dalam membuat keputusan bagi pihak - pihak yang berkepentingan.

Laporan keuangan yang disusun dan disajikan sebagai data tahunan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya mempunyai keterbatasan dalam memberikan gambaran tentang keadaan keuangan dan potensi laba.

Untuk mengatasinyadiperlukan suatu laporan untuk beberapa periode, yaitu dengan menyusun laporan keuangan yang diperbandingkan.

Laporan keuangan mempunyai arti penting sebagai berikut:

· Kepentingan masyarakat.

· Kepentingan pemegang saham.

· Kepentingan perpajakan

· Kepentingan pemerintah

· Karyawan

· Manajemen bank.

2.5.4. Pos pos Laba / Rugi

Laporan laba/rugi bank (Profit and Loss Statement) atau lebih dikenal juga dengan Income Statement dari suatu Bank umum adalah suatu laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan non operasional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Berikut ini adalah pos-pos yang ada pada laporan laba/rugi :

Tabel laba/rugi Bank Menurut Ketentuan Bank Indonesia

Tabel Pos Pos Laba / Rugi Menurut Bank Indonesia

I. Pendapatan

1. Pendapatan Operasional

a. Hasil Bunga

b. Provisi dan Komisi

2. Pendapatan Non Operasional

II. Biaya

1) Biaya Operasional

a) Biaya Bunga

b) Biaya Lanilla

2) Biaya Non Operasional

III. Laba/Rugi Sebelum Pajak

IV. Sisa/Laba/Rugi Tahun lalu

Sumber : Dendawijaya,2003 : 113-114

2.6. Rasio Keuangan Bank

Analisis rasio keuangan bank merupakan suatu alat atau cara yang paling umum digunakan dalam membuat analisis laporan keuangan. Analisis rasio menggambarkan hubungan matematis antara suatu jumlah dengan jumlah lainnya. Karena penginterprestasikan terhadap rasio - rasio ini cukup kompleks, maka keefektifan rasio keuangan ini sebagai suatu alat analisis sangat tergantung dan kemampuan dan keahlian analisis dalam menginterprestasikannya. Berikut beberapa analisis rasio keuangan yang digunakan dalam suatu bank, yaitu sebagai berikut:

a. Cash Ratio adalah : Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditari dengan menggunkaan alat likuid yang dimilikinya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, alat likuid terdiri atas uang kas ditambah dengan rekening giro bank yang disimpan pada Bank Indonesia. Semakin tinggi rasio mi semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam praktik akan mempengaruhi produktifitasnya.

b. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah : Rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal mi disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

c. Return on Assets (ROA ) adaiah Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dan segi penggunaan asset.

d. Return on Equity ( ROE) adalah : Perbandingan antara laba bersih bank dengan ROE modal sendiri. Rasio mi banyak diamati oleh para pemegang saham bank serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Kenaikan dalam rasio mi berarti terjadi kenaikan laba bersih dan bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank.

e. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan,, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dan dana modal sendiri bank, disamping memperoleh dana - dana dan sumber - sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman, dan lain - lain. Rasio ini merupakan indicator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dan kerugian - kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.

f. Debt to Equity Ratio ( DER) adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang - utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri.

2.7. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan Bank dalam memenuhi perolehan laba. Keuntungan sudah menjadi tujuan utama dan setiap perusahaan, dan keuntungan tersebut modal akan bertambah yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan bank dalam melaksanakan operasinya. Keuntungan yang diperoleh selain ditentukan oleh kecakapan dan keterampilan pimpinan bank, juga tidak lepas dan kepercayaan para pemegang saham dan masyarakat yang menyimpan uangnya berupa giro, tabungan, maupun deposito. Untuk memupuk kepercayaan masyarakat yang menyimpan dananya, bank dituntut untuk memelihara alat - alat likuid yang cukup besar tanpa menghilangkan kesempatan untuk memperoleh laba optimal.

Keuntungan yang rendah merupakan hambatan bagi pertumbuhan bank dan juga dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank dan sebaliknya. Dalam analisis mi dicani hubungan timbal balik dengan pos - pos yang ada pada laporan laba / rugi bank dengan pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Analisis Rasio Profitabilitas suatu bank antara lain adalah Return on Assets, Return on Equity, Rasio biaya operasional, dan Net profit margin. Berikut mi adalah pengertian dan rumus rasionya:

1. Return on assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen Bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu Bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai Bank tersebut semakin baik pula posisi Bank tersebut dan penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

x 100%

2. Return on Equity adalah rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih suatu Bank dengan modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

x 100%

3. Biaya operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi dan kemampuan Bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

x 100%

4. Rasio Net Profit Margi adalah Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh Bank disbanding dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

x 100%

2.8. Return Bank

2.8.1. Sumber dan Jenis Pendapatan Bunga

Kegiatan operasional suatu bank pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama dengan semua kegiatan ekonomi lanilla, yaitu memperoleh keuntungan. Keuntungan pokok Perbankan adalah selisih bunga simpanan dengan bunga kredit atau pinjaman. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based. Namur disamping keuntungan dari kegiatan pokok tersebut yang sebagian besar diperoleh dari bunga yang dihasilkan dari pemberian kredit, pihak Perbankan juga dapat memperoleh pendapatan dari transaksi yang diberikan dalma jasa-jasa bank lanilla.

Jenis pendapatan yang diperoleh bank atas produk dan jasa yang diberikan lepada masyarakat dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu sebagian berikut : (Kasmir, 2002 : 120).

1. Pendapatan bunga (Interest Income) adalah pendapatan yang diperoleh dalam bentuk bunga atas pemberian kredit sebagai penyalur dana kepada masyarakat, baik perorangan atau badan usaha dan juga penempatan dana kepada bank lain.

2. Pendapatan non bunga (Fee Based Income) adalah pendapatan provisi, fee atau komisi yang diperoleh bank yang bukan merupakan pendapatan bunga. Pendapatan ini dapat juga diperoleh dari pemasaran produk maupun transaksi jasa Perbankan.

Pendapatan dari transaksi dalam jasa-jasa yang disebut fee based income dewasa ini semakin diupayakan untuk ditingkatkan oleh bank-bank komersial.

Perolehan pendapatan dair jasa-jasa bank ini walaupun relative kecil, namun mengandung suatu kepastian dan sangat berperan besar dalam memperlancar transaksi simpan pinjam di dunia Perbankan. Hal ini disebabkan resiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil jika dibandingkan dengan pendapatan bunga kredit.

Adapun pendapatan yang diperoleh dari jasa-jasa bank antara lain (Kasmir,

2002 : 121).

1. Biaya Administrasi

Dikenakan untuk jasa-jasa yang memerlukan administrasi khusus. Pembebanan biaya administrasi biasanya dikenakan untuk pengelolaan sesuatu fasilitas tertentu.

2. Biaya Kirim

Diperoleh dari jasa pengiriman uang (Transfer), baik jasa transfer dalam negeri maupun transfer ke luar negeri.

3. Biaya Tagih

Merupakan jasa yang dikenakan untuk menagihkan dokumen-dokumen milik nasabahnya, sepreti jasa kliring (penagihan dokumen dalam kota) dan jasa inkasso (penagih dokumen ke luar kota). Biaya tagihan ini dilakukan baik untuk tagihan dokumen dalam negeri maupun luar negeri_.

4. Biaya Provisi dan Komisi

Biya ini biasanya dibebankan kepada jasa kredit dan jasa transfer serta jasa- jasa atas bantuan bank terhadap suatu fasilitas Perbankan.

5. Biaya Iuran

Diperoleh dari jasa pelayanan kartu kredit, dimana kepada setiap pemegang kartu dikenakan biaya iuran.

6. Biaya Sewa

Dikenakan kepada nasabah yang menggunakan jasa safe deposit box. Besarnya biaya sewa tergantung dari ukuran box dan jangka waktu yang digunakan.

2.8.2. Fee Based Income

Adalah pendapatan berupa komisi atau fee dari suatu kegiatan dengan mengandalkan pelayanan atas jasa. Fee Based Income diperoleh dari biaya administrasi, provisi atau komisi, ongkos telex yang dibebankan kepada nasabah sehubungan dengan produk dan jasa bank yang dinikmatinya.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa strategi untuk meningkatkan fee based income adalah dengan cara mengembangkan dan melakukan diversifikasi produk atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat, disamping bila memunngkinkan menaikkan tarif fee atau provisi yang dikenakan kepada nasabah.

Sumber utama untuk memperoleh fee antara lain berasal dari aktivitas jasa Perbankan, seperti aktivitas dalam dan luar negeri. Pendapatan non bunga atau fee based income ini dianggap cukup potensial karena beberapa pertimbangan, antara lain sebagai berikut :

· Pendapatan non bunga ini dapat diperoleh baik dari aktivitas pemberian kredit maupun aktivitas lainnya yang bersifat non kredit. Mengandung resiko unpaid (tidak terbayar kembali) yang relatif kecil karena pembayaran fee ini diterima segera jasa maupun transaksi terjadi atau saat fee tersebut efektif dibebankan.

· Penetapan tarif fee oleh bank atas suatu produk atau jasanya tidak banyak dipergunakan oleh tingkat fee yang diberlakukan oleh pesaing.

· Memberikan konstribusi yang cukup besar untuk peningkatan laba bank.

Alasan bank memperlukan fee based income adalah sebagai berikut :

Disamping keuntungan utama dari kegiatan pokok Perbankan yaitu dari selisih bunga simpanan dengan bunga pinjaman (spread based) maka pihak Perbankan juga dapat memperoleh keuntungan lainnya yaitu dari transaksi yang diberikannya dalam jasa-jasa bank lainnya.

Keuntungan dair transaksi dalam jasa-jasa bank ini disebut fee based. Dewasa ini semakin banyak bank yang mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank lainnya. Walaupun keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank lainnya masih relatif kecil, namun mengandung suatu kepastian.

Kemudian penghasilan dari jasa ini pun cukup beragam sehingga pihak Perbankan dapat lebih meningkatkan jasa-jasa bank lainnya. Yang paling penting adalah jasa-jasa bank lainnya ini sangat berperan besar dalam memperlancar transaksi simpanan dari pinjaman.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Laporan keuangan melaporkan prestasi histories dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Laporan tahunan merupakan dokumen yang memberi informasi kepada pemegang saham dan diaudit sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Menurut PSAK (2007) No. 31, laporan keuangan bank terdiri atas:

1) Neraca

2) Laporan Laba Rugi

3) Laporan Arus Kas

4) Laporan Perubahan Ekuitas

5) Catatan atas Laporan Keuangan

DAFTAR PUSTAKA

Eugene F. Brigham & Houston, Fundamentals of Financial Management (Dasar-dasar Manajemen Keuanagan), edisi 10 Salemba Empat 2006.

Fred J. Weston & Thomas E. Coupeland, Manajemen Keuanagan, edisi 9.

Hidayah Nurul, Modul Akuntansi Perbankan.

1. Hoggson, N. F. (1926) Banking Through the Ages, New York, Dodd, Mead & Company.

2. A LAW DICTIONARY By John Bouvier.Revised Sixth Edition 1856.

3. Kasmir. Manajemen Perbankan.Jakarta:Rajawali Press.2000.

Lubis Irsan, Laporan Keuangan (www.pdffactory.com).

Peraturan Bank Indonesia Nomor : 6/20/Pbi/2004 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia.

Direksi No. 31 / 147 / Kep / Dir, Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Tentang Kualitas Aktiva Produktif Direksi Bank Indonesia ,

www.google.com

www.wikipedia.com

Lampiran:

Contoh Laporan Keuangan

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Terimakasih infonya sangat membantu

SYAFRI mengatakan...

Sangat membantu gan.
Software Akuntansi

Unknown mengatakan...

ijin copas gan, terimakasih