Halaman

find here

Selasa, 22 Februari 2011

menuju ke arah yang lebih baik

Siapa sih yang pengen jadi pegawai? Mungkin hanya sebagian orang yang rela jadi bawahan. Yang rela disuruh-suruh, yang mau disalahkan atas kesalahan yang bukan sepenuhnya kesalahan kita, yang bisanya hanya bilang “Ya Pak”, “Baik Pak”. Tapi apakah kita pernah berpikir untuk berontak dari keadaan kita saat ini? Beranikah kita keluar dari zona aman sebagai bawahan atau pegawai?

Sebenarnya mudah untuk bicara “ Saya gak mau jadi pegawai lagi ”, tetapi untuk membuat kata-kata itu jadi kenyataan itu sangatlah sulit. Banyak pertimbangan yang muncul ketika ucapan itu keluar, seperti

1. “Kalau saya keluar dari perusahaan ini saya bisa usaha apa?”

2. “Kalau saya berhenti jadi pegawai disini anak istri saya makan dari mana?”

3. “Apa ada yang bisa memberikan lebih daripada yang saya dapatkan saya saat ini?”

Untuk menjawab pertanyaan no 1, Menurut saya :

Kita sebagai manusia jangan mudah men-judge diri kita sendiri bahwa kita gak mampu melakukan apa yang orang lain lakukan. Kita harus menanamkan dalam diri kita “Saya Bisa, Pasti Bisa, dan Harus Bisa.”

Jika kata itu sudah mendarah daging pada diri kita, yakinlah tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Jika kita melihat orang pakai mobil mewah, berpikirlah kenapa kita gak bisa punya mobil mewah itu, tanamkan dalam pikiran kita “Dia sama Seperti saya (Seorang Manusia), sama-sama makan nasi, sama-sama diberikan kehidupan oleh tuhan dengan porsi yang sama, kenapa dia bisa dan saya tidak?”.

               Berusaha mencari cara dan jalan agar kita bisa meraih apa yang kita inginkan, karena Allah berfirman :
 
Tidak ada satu dabbah pun di bumi kecuali Allah yang menjamin rezekinya (QS Hud [11]: 6).
                        
            Selain itu ketika kita mempunyai waktu luang, maka gunakanlah waktu luang itu untuk memperbaiki diri kita.
 
Apabila engkau telah menyelesaikan satu pekerjaan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (pekerjaan yang lain, agar jangan menganggu),
dan hanya kepada Tuhanmu sajalah hendaknya kamu mengharap (QS Alam Nasyrah [94]:7-8).
 
 
 
 
 
               Dan ketika kita bertemu denga rintangan dan halangan janganlah putus asa karena,
 
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapat di muka bumi tempat yang
luas lagi rezeki yang banyak (QS Al-Nisa' [4]: 100).
 

Kalau perlu kita belajar kepada orang tersebut bagaimana ia bisa meraih semua itu.

Untuk menjawab pertanyaan no 2,

Allah SWT berfirman :

Allah-lah satu-satunya pemberi rizki. Ia adalah “al-Razzaq”, yang Maha memberi rizki. Allah menciptakan semua jenis rizki itu dan Allah pula yang memberikannya kepada makhluk-makhluk-Nya.

“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (Adz-Dzariyat: 58)

Sebagaimana Allah adalah satu-satunya pencipta, Allah pulalah satu-satunya pemilik dan pemberi rizki. Allah membagi-bagikan rizki itu kepada siapa saja yang dikehendakinya.

“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia…” (Az-Zukhruf: 32)

Allah meluaskan dan menyempitkan rizki itu kepada siapa saja yang diinginkan-Nya, tentu untuk hikmah tertentu dan sejalan dengan sifat adil-Nya. Perhatikan beberapa firman Allah berikut ini:

“Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (Al-Isra: 30)

“Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba- hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Ankabut: 62)

“Katakanlah: “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Saba: 36)

Jadi yang perlu kita lakukan adalah Pertama, meluruskan niat. Kedua, menyempurnakan ikhtiar. Ketiga, bertawakal sepenuh hati kepada Allah. Andai kita sudah melaksanakan semua itu, namun apa yang kita dapatkan belum juga sesuai keinginan, maka yakinlah bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan sekecil apapun amal hamba-Nya. Allah pasti akan memberikan yang terbaik. Kewajiban hanyalah berusaha dan berproses secara optimal dalam koridor yang telah ditetapkan. Hasil sepenuhnya ada dalam genggaman Allah. Wallaahu a’lam.

Untuk menjawab pertanyaan no 3,

Pada ayat lainnya Allah berfirman, “Minta tolonglah dengan kesabaran dan shalat.”(QS. 2: 45)

Apa hubungan anatara sabar dan shalat dengan masalah rizki?

Jika kita mampu bersabar, maka Allah akan selalu menolong kita.

“..Dan beri kanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yang bila ditmpa musibah, mengatakan:Sesungguhnya segala sesuatu milik Allah dan kepad-Nyalah dikembalikan segala sesuatu. Mereka itulah yang mendapat shalawat yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. 2: 155-157)

Sedangkan shalat yang kita tegakkan- bukan sekedar menjadikan kita sebagai hamba Allah yang bertakwa. Allah berjanji akan senantiasa menjamin rizki hamba-Nya yang bertakwa.

“…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari yang tidak diasangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”(QS. 65: 2-3)

Jadi kesimpulannya : Gak Ada Yang Gak Mungkin untuk dilakukan agar kita keluar dari zona nyaman kita saat ini

Oleh : Asep Ramlan

Tidak ada komentar: